[Case Study] Agar Tak Kalah Saing, PegiPegi Lakukan 3 Taktik Ini
PegiPegi adalah pendatang baru dalam bisnis “bepergian”. Sebelumnya, sudah lebih dulu lahir pemain lama, seperti Traveloka dan Tiket.com. Persaingan tidak membuat mereka gentar. Baru-baru ini, PegiPegi melakukan upaya...
PegiPegi adalah pendatang baru dalam bisnis“bepergian”. Sebelumnya, sudah lebih dulu lahir pemain lama, seperti Traveloka dan Tiket.com. Persaingan tidak membuat mereka gentar. Baru-baru ini, PegiPegi melakukan upaya demi memenangkan“kompetisi yang tiada akhir ini”, yaitu…
Rebranding logo dan mengundang Pevita Pearce sebagai Brand Ambassador
Logo adalah bagian terpenting dalam sebuah branding. Semula, Pegipegi memiliki logo seperti demikian:
Logo pegipegi di masa lalu (iprice.co.id/coupons/pegipegi)
Warna jingga menyelimuti logo tersebut. Seperti artikel saya sebelumnya soal branding, warna berperan penting terhadap“esensi” yang dirasakan oleh customer. Coba perhatikan ini:
Psikologi warna yang diterapkan dalam logo (xtramark.com/psychology-color)
Warna tersebut menunjukkan bahwa Pegipegi menyasar target market anak muda yang memiliki gairah dan semangat tinggi dalam mengejar mimpi(keinginan). Hal ini pun berimbas pula pada keputusan manajemen untuk menunjuk Pevita Pearce sebagai brand ambassador.
Penunjukan Pevita Pearce sebagai ambassador (id.techinasia.com)
Selain soal kesamaan misi dan visi, penunjukan artis tersebut pun berdasarkan analisis seksama. Alasannya, Pegipegi menginginkan respons positif dari calon customer dengan taktik ini. Setidaknya, taktik ini harus mampu…
Mendistribusikan branding awareness bisnis kepada audience
Meningkatkan persentase customer engagement
Membuat“pegipegi” sebagai bahan perbincangan customer
Dan, mengingatkan kembali para customer akan pelayanan“memuaskan” dari Pegipegi
Bagaimana cara memuaskan pelanggan? Setiap bisnis memiliki skema yang berbeda-beda. Khusus Pegipegi yang notabene berkecimpung di bisnis bepergian ini, kepuasan bisa dirangsang melalui…
Seperti yang bisa Anda simak, upaya ini dipilih berdasarkan pengalaman(riset). Kebutuhan setiap pelanggan berbeda-beda. Oleh sebab itu, riset kebutuhan dan ekspektasi customer amat penting sekali. Jangan terlalu egois dalam hal ini. Bisnis merupakan milik customer. Kalau pun Anda ingin sedikit idealis, cobalah untuk menyesuaikan sisi lain dari customer. Ambil contoh seperti Apple:
Berbisnis dengan idealisme seperti Apple (beloved-brands.com/2016/02/29/roadmap)
Membangun sebuah brand perlu sebuah skenario matang. Apple menggunakan 5 konsep dasar skenario(positioning, communication, innovation, purchase moment, experience). Kelima prinsip itu menjadi dasar keputusan yang berkaitan dengan customer-nya.
Kedua prinsip dalam memuaskan customer ini sepertinya berbeda. Namun, sebenarnya sama. Keduanya menjadikan customer sebagai“hero“. Bedanya:
Apple bekerja untuk“memberi minum” ekspektasi customer
Pegipegi bertindak berdasar kebutuhan dan problem customer(di dalam segmen bisnisnya)
Banjir informasi diharapkan akan memuaskan customer
Tantangan di era saat ini adalah“banjir informasi”. Setiap hari, setiap customer disajikan informasi dari beragam channel. Entah itu media sosial, portal berita, email, messenger, bahkan situs mesin pencari. Sayangnya, tidak semua informasi relevan dengan kebutuhannya. Pegipegi pun berupaya menjadi“kamus” bagi traveler. Dimana mereka menyediakan informasi mengenai destinasi wisata sebanyak mungkin.
Upaya Pegipegi untuk menguasai channel informasi customer soal traveling (id.techinasia.com)
Referensi adalah aspek penting di era digital. Ditengarai, kebiasaan me-research informasi sebelum memutuskan sesuatu akan semakin masif. Umumnya, fenomena ini bisa ditemui di dalam bisnis ecommerce. Namun, habit ini pun merambah ke bisnis travel pula.
Buat analogi:
Apabila Anda akan bepergian ke suatu destinasi wisata baru, apa yang akan Anda lakukan? Ya, riset terlebih dulu. Atau sederhananya, cari-cari informasi terkait destinasi tersebut. Pegipegi tahu akan kebutuhan itu dan menyajikan di berbagai channel online.