Fitur testimoni menjadi elemen penting dalam bisnis online. Oleh sebab itu, pemanfaatannya harus maksimal.
Belum banyak yang tahu, fitur testimoni merupakan bagian dari content marketing strategy. Setidaknya Pardot.com telah membuktikan hal tersebut. Ia menyatakan bahwa customer testimonial mampu meningkatkan trafik situs hingga 89%.
Di sisi lain, upaya untuk mengoptimalkan testmoni sebagai the most effective content marketing tidak semudah bayangan Anda. Perlu insight dan sudut pandang baru supaya semua berjalan sesuai ekspektasi, di antaranya:
Foto Selalu Menarik untuk Dilirik
Konten visual lebih menarik dibanding teks saja. Anda tentu masih ingat itu.
Kondisi tersebut pun perlu pula diimplementasikan ke dalam fitur testimoni ini. Sebagai salah satu bagian dari konten pemasaran digital, konten visual akan berbicara lebih banyak dibanding tesimoni berupa teks.
Di samping itu, konten visual (foto produk) pun meningkatkan rasa percaya calon customer terhadap keaslian kualitas produk.
Bukan hanya untuk penegas kualitas, konten visual pun penting pula untuk brand message bisnis. Setidaknya, sebanyak 65% senior marketing eksekutif butuh konten visual sebagai “bahan utama” membangun brand produk (bisnis).
Detail Membuat Pengunjung Lebih Yakin
Keyakinan calon customer perlu dibangun dan diperlakukan sedemikian rupa.
Meski tidak “seampuh” konten visual, detail spesifik di fitur testimoni mempermudah calon customer untuk mengidentifikasi segala aspek di dalam produk. Bisa jadi, tampilan visual hanya mampu mengungkap bagian luar saja.
Misalnya: produk berupa kaos. Konten visual dibutuhkan untuk identifikasi warna dan model atau desain. Sedangkan detail produk akan mengungkap hal-hal pelengkap, misalnya: panas tidaknya saat dipakai, ukurannya sesuai orang Indonesia atau tidak, bahan halus dan nyaman atau tidak, dst.
Calon Customer Ingin Ulasan Berimbang
Testimoni positif yang terlalu sempurna malah mencurigakan. Mengingat, tidak ada produk atau pelayanan yang sempurna. Oleh sebab itu, customer ingin melihat “hal yang alami” tersebut.
Econsultancy.com menegaskan bahwa tampilan seperti ini malah cenderung meningkatkan kepercayaan customer terhadap produk. Sebanyak 65% customer lebih percaya pada review seimbang (baik dan buruk). Di sisi lain, 30% customer merasa curiga bila testimoni hanya berisi review negatif.
Kecurigaan seperti itu semakin menguat. Para customer menduga, testimoni negatif sengaja di sembunyikan atau dihilangkan untuk menciptakan review yang terlalu “sempurna”.
Permudah Pengunjung Menemukannya
Kepercayaan membutuhkan kemudahan. Kemudahan akses pun perlu diberlakukan pada fitur review.
Fitur review harus terlihat jelas bagi customer. Meskipun ia tidak mau melihatnya, Anda tetap harus menampilkan fitur ini. Penempatan harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan desain situs secara keseluruhan.
Jangan sampai konten testimoni malah menggangu pandangan customer terhadap produk. Tampilkan secara jelas, tetapi tetap nyaman untuk dilihat.
Orang Berpengaruh Meningkatkan “Nilai Testimoni”
Maksud dari “orang berpengaruh” (influencer) ini yaitu mereka yang memiliki “daya” terhadap segmen customer Anda. Pemilihan “subjek” harus difilter ketat supaya cukup optimal sebagai penutup “fitur testimoni”.
Sesekali, mintalah perhatian dari orang berpengaruh soal produk Anda. Tentunya, testimoni tersebut berdasarkan pengalaman real dari “tokoh” tersebut. Jangan sesekali melakukan “fake testimoni”, meski strategi ini sangat diperlukan. Alasannya, testimoni yang menipu berpotensi negatif pada “brand produk”.
BACA JUGA: Social Media Analytics: Panduan Analisis Pencapaian Influencer Marketing Campaign
Konsep seperti ini mirip dengan endorsement di media sosial. Bedanya, testimoni diimplementasikan di dalam situs. Pemilihan kata dan tampilan visual harus sedemikian rupa sehingga efektif untuk mempertegas “rasa percaya” customer.
Supaya semakin shareable, mintalah bantuan kepada yang bersangkutan untuk membagikan testimoni tersebut ke akun media sosial.
Image: Pixabay.com
