[Case Study] Brodo: Digital Marketing Online Menjadi Perusahaan Paling Kreatif di Indonesia
Brodo menjadi perusahaan paling kreatif di tahun 2015. Label tersebut bukan sekedar kalimat pujian. Menurut Majalah SWA Edisi 31 (terbit Maret 2015), sebagai pihak pemberi penghargaan tersebut, salah...
Brodo menjadi perusahaan paling kreatif di tahun 2015.
Label tersebut bukan sekedar kalimat pujian. Menurut Majalah SWA Edisi 31(terbit Maret 2015), sebagai pihak pemberi penghargaan tersebut, salah satu alasan Brodo dipilih karena strategi digital yang mereka terapkan sangat efektif.
Brodo mengoptimalkan media sosialdan channel online lainnya(www.bro.do) untuk mendapatkan perhatian dari customer. Sehingga, di tahun tersebut mereka menjadi perusahaan yang sejajar dengan Astra Daihatsu Motor, PT Fast Food Indonesia, JNE, Ismaya Group, hingga J’co.
Meski produk“jualannya” terlihat biasa saja, tetapi pihak manajemen mampu memolesnya sedemikian rupa. Sampai artikel ini ditulis, Brodo telah memiliki 6 toko offline di kota-kota besar.
Lalu, strategi digital marketing seperti apa yang dipakai oleh Brodo?
Temukan Ideal Buyer
Penting untuk menentukan, siapa ideal buyer. Brodo sangat cermat soal itu. Seperti yang mereka tulis di halaman“Tentang Kami”:
“Brodo lahir atas dasar keinginan Yukka dan Uta(dua pendiri Brodo) akan brand sepatu berkelas dunia yang berkembang di Indonesia.”
Di satu kalimat tersebut terlihat jelas bahwa Brodo ingin memenuhi kebutuhan market Indonesia akan sepatu berkelas dunia. Ditambah lagi, mereka menegaskan bahwa seluruh produk hasil produksinya:
terbuat dari material terbaik yang dikerjakan oleh pengrajin terbaik Indonesia.
melewati uji kualitas yang ketat.
dijamin bernilai tinggi.
Komitmen seperti demikian menjadikan Brodo cukup matang saat memulai upayanya.
Proses menemukan ideal buyer ini bisa dipraktikkan pula pada bisnis Anda melalui teknik buyer persona. Buyer persona merupakan teknik digital marketing untuk mengerti karakteristik calon buyer Anda. Bisa berupa perilaku, pola pikir, bahkan kekhawatiran apa yang berada di benaknya.
Untuk mengenal buyer persona bisnis Anda, gunakan buyer persona canvas ini:
Buyer persona canvas (tonyzambito.com).
Membangun Brand Consistency
Setelah Anda menemukan siapa customer Anda, selanjutnya yaitu membangun. Kenapa Anda harus bersusah payah melakukannya? Alasannya, karena secermat apa pun proses pembuatan buyer persona, Anda akan tetap memiliki kompetitor.
Oleh sebab itu, Anda harus berlaku secara konsisten atas brand Anda sendiri. Konsistensi ini membutuhkan satu“prinsip” yang kuat. Sehingga, seluruh aktivitas di dalam bisnis Anda saling selaras. Entah itu divisi pemasaran, produksi, hingga manajemen internal.
Terkait dengan brand strategy ini, secara otomatis jati diri bisnis akan“terbangun”. Alasannya, brand akan meresonansi segala bidang di bisnis Anda dan menyesuaikan“brand DNA”.
Piramida Brand Resonance (edrawsoft.com).
Bagaimana dengan Brodo? Apakah mereka melakukannya?
Dilihat dari berbagai channel digital marketing yang mereka kenakan, Brodo dipastikan sudah terlebih dulu melengkapi dirinya dengan brand voice, sehingga memiliki:
430 pengunjung situs per Juni 2017,
1 juta pengikut di halaman Facebook,
20 ribu follower Twitter,
1.153 subscriber Youtube, dan
255 ribu follower Instagram.
Dari sekian banyak channel digital marketing yang dihidupkan,“voice” content marketing yang diunggah memiliki kesamaan rasa, yaitu“for gentlemen”. Salah satunya content Instagram mereka ini:
Brand voice pun membutuhkan konsistensi saat eksekusi. Hal tersebut bukan tanpa akibat. Ketika bisnis Anda menyebarluaskan brand voice secara konsisten, calon customer akan semakin mudah mengidentifikasi produk Anda.
Hal ini pula yang membantu Brodo. Mereka menerapkannya pada strategi pemasaran hingga product design yang mereka lahirkan. Hasilnya, Brodo memperoleh penghargaan sebagai perusahaan paling kreatif di tahun 2015 dari Majalah SWA.